Selasa, 13 Mei 2014

Resiko Pedagang Strawberi di Malang



Malang merupakan sebuah kota yang berpredikat sebagai kota dengan luas wilayah kedua terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri dikenal sebagai salah satu kota pelajar yang tentu saja dipadati oleh masyarakat dari daerah luar Malang khususnya mahasiswa. Dengan merujuk keadaan tersebut, banyak sekali pendatang dari luar daerah Malang yang memulai usahanya di Malang dikarenakan kondisi kota Malang yang sangat potensial untuk dijadikan sasaran bagi dagangan mereka. Tidak terkecuali dengan pedagang buah yang saat ini mulai ramai membanjiri sudut-sudut jalanan di kota Malang.
Namun dibalik ramainya hiruk-pikuk pedagang buah dari daerah luar Malang yang dapat dijumpai disejumlah sudut kota Malang, ternyata tak sedikit dari mereka yang gulung tikar dikarenakan beberapa permasalahan yang mendera usaha mereka. Salah satunya adalah Pak Wahyu. Pak Wahyu adalah seorang mantan penjual buah strawberry organik yang didatangkan langsung dari Bedugul, Bali. Usaha yang dirintis Pak Wahyu saat itu cukup menjanjikan dikarenakan harga buah organik di Malang saat itu masih tergolong tinggi. Dengan modal sebesar Rp. 500.000, Pak Wahyu berasumsi bahwa ia akan memperoleh keuntungan maksimal hingga 300 % dari modal awal jika mampu menjual seluruh strawberrynya di daerah Malang.
Namun, dengan keuntungan yang cukup menggiurkan tersebut, ternyata pak Wahyu sendiri belum memikirkan kendala-kendala yang bisa saja mendera usaha pak Wahyu ini. Kendala tersebut ternyata terbukti menerpa usaha buah pak Wahyu. Pada masa pengiriman yang cenderung memakan waktu 2 hingga 3 hari, banyak strawberry dari pak Wahyu yang sudah busuk di perjalanan. Belum lagi ketika proses pemasaran produk dimana semula Pak Wahyu berencana untuk menitipkan dagangannya pada pedagang yang sudah memiliki gerai, namun ditolak dikarenakan mereka enggan untuk menjual buah-buahan organik karena dirasa memiliki harga yang diatas rata-rata kemampuan konsumennya. Akibat dari ketiadaan rencana yang matang tidak adanya pemecahan masalah yang mendera usaha pak Wahyu, alhasil usaha pak Wahyupun merugi. Pak Wahyu hanya mampu menjual sekitar 30 % dari seluruh strawberrynya dikarenakan sebanyak 70% dari jumlah strawberry tersebut sudah tidak layak jual lagi (busuk). Kini pak Wahyu sudah tidak lagi menjual strawberry seperti dulu. Saat ini pak Wahyu menggeluti usaha jual-beli kelinci dan seringkali ditemui di car free day Ijen setiap hari minggu.

Maka dari itu, ketika ingin memulai usaha, sebaiknya dipikirkan kembali resiko-resiko yang dapat mengancam usaha. Kemudian analisa kembali resiko-resiko tersebut dengan jawaban  pemecahannya. Jika sudah dirasa mantap, maka mulailah usaha dengan mempertahankan unsur kejujuran.
Narasumber : B. Wahyu 
Reporter : Lalu Wahyu Permana 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar