Malang
merupakan sebuah kota yang berpredikat sebagai kota dengan luas wilayah kedua
terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya. Malang sendiri dikenal sebagai
salah satu kota pelajar yang tentu saja dipadati oleh masyarakat dari daerah
luar Malang khususnya mahasiswa. Dengan merujuk keadaan tersebut, banyak sekali
pendatang dari luar daerah Malang yang memulai usahanya di Malang dikarenakan
kondisi kota Malang yang sangat potensial untuk dijadikan sasaran bagi dagangan
mereka. Tidak terkecuali dengan pedagang buah yang saat ini mulai ramai membanjiri
sudut-sudut jalanan di kota Malang.
Namun dibalik ramainya
hiruk-pikuk pedagang buah dari daerah luar Malang yang dapat dijumpai
disejumlah sudut kota Malang, ternyata tak sedikit dari mereka yang gulung
tikar dikarenakan beberapa permasalahan yang mendera usaha mereka. Salah
satunya adalah Pak Wahyu. Pak Wahyu adalah seorang mantan penjual buah
strawberry organik yang didatangkan langsung dari Bedugul, Bali. Usaha yang
dirintis Pak Wahyu saat itu cukup menjanjikan dikarenakan harga buah organik di
Malang saat itu masih tergolong tinggi. Dengan modal sebesar Rp. 500.000, Pak
Wahyu berasumsi bahwa ia akan memperoleh keuntungan maksimal hingga 300 % dari
modal awal jika mampu menjual seluruh strawberrynya di daerah Malang.
Namun, dengan
keuntungan yang cukup menggiurkan tersebut, ternyata pak Wahyu sendiri belum
memikirkan kendala-kendala yang bisa saja mendera usaha pak Wahyu ini. Kendala
tersebut ternyata terbukti menerpa usaha buah pak Wahyu. Pada masa pengiriman
yang cenderung memakan waktu 2 hingga 3 hari, banyak strawberry dari pak Wahyu
yang sudah busuk di perjalanan. Belum lagi ketika proses pemasaran produk
dimana semula Pak Wahyu berencana untuk menitipkan dagangannya pada pedagang
yang sudah memiliki gerai, namun ditolak dikarenakan mereka enggan untuk
menjual buah-buahan organik karena dirasa memiliki harga yang diatas rata-rata
kemampuan konsumennya. Akibat dari ketiadaan rencana yang matang tidak adanya
pemecahan masalah yang mendera usaha pak Wahyu, alhasil usaha pak Wahyupun
merugi. Pak Wahyu hanya mampu menjual sekitar 30 % dari seluruh strawberrynya
dikarenakan sebanyak 70% dari jumlah strawberry tersebut sudah tidak layak jual
lagi (busuk). Kini pak Wahyu sudah tidak lagi menjual strawberry seperti dulu.
Saat ini pak Wahyu menggeluti usaha jual-beli kelinci dan seringkali ditemui di
car free day Ijen setiap hari minggu.
Maka
dari itu, ketika ingin memulai usaha, sebaiknya dipikirkan kembali
resiko-resiko yang dapat mengancam usaha. Kemudian analisa kembali
resiko-resiko tersebut dengan jawaban
pemecahannya. Jika sudah dirasa mantap, maka mulailah usaha dengan
mempertahankan unsur kejujuran.
Narasumber : B. Wahyu
Reporter : Lalu Wahyu Permana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar